Panen cabe dan tomat di musim kemarau, menambah perekonomian keluarga di tengah pandemi

  • Sep 20, 2020
  • mangunlegi

Mangunlegi: Minggu, 20 September 2020.

mangunlegi-batangan.desa.id. Sebagian besar Masyarakat Desa Mangunlegi bermata pencaharian sebagai petani.  Besar lahan pertanian di Desa Mangunlegi kurang lebih pada Tanah sawah 54.800 Ha dan Tegalan 40.250 Ha. Mayoritas memilih tanaman padi sebagai tanaman utama. Hal ini dikarenakan perawatan padi yang lebih mudah daripada tanaman lainnya.

[caption id="attachment_2384" align="aligncenter" width="300"] Tanaman tomat Ibu Jumini [/caption]

Berbeda dengan mayoritas petani di desa yang memilih padi sebagai tanaman utama. Jumini ( 47 Tahun ) seorang ibu rumah tangga, warga Rt 03 RW 01 Desa Mangunlegi sebagai cermin wanita tangguh dan pekerja keras. Di tengah panasnya musim kemarau dan ketika semua sawah di sekelilingnya kering kerontang ia berjibaku menanam cabe dan tomat di sawahnya. Pada musim penghujan, semua sawah yang digarapnya ditanami padi. Namun pada musim kemarau, dia memilih menanam cabe dan tomat.

Tanaman cabe dan tomat yang sudah tumbuh di lahan bedengan harus dirawat secara teratur. Salah satu jenis perawatan pohon cabe dan tomat agar berkualitas yaitu dengan cara pemberian tiang ajir. Pemberian tiang ajir bertujuan agar tanaman cabe dan tomat tidak mudah roboh, dan secara estetika terlihat lebih rapi dan sedap dipandang mata.

[caption id="attachment_2383" align="aligncenter" width="300"] tanaman cabe diberi tiang anjir[/caption]   [caption id="attachment_2381" align="aligncenter" width="300"] Tanaman Cabe Ibu Jumini yang telah siap dipanen[/caption]

Minggu, 20 september 2020 sekitar pukul 15.00 WIB, dia mengairi tanaman cabe dan tomat di sawah. Karena musim kemarau yang sulit mendapatkan air, Ibu Jumini menggunakan air PDAM untuk mengairi tanamannya. Letak sawahnya di Dukuh Asemlegi di dekat perbatasan dengan Dukuh Mangunan.

Sekarang dirinya dapat menikmati jerih payahnya. Hasilnya pun lumayan, cukuplah untuk membantu perekonomian keluarga di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemi corona ini, katanya lebih lanjut. Hasil pertaniannya cabe dan tomat ia jual di pasar Lengkong dengan harga Rp. 8.000,- perkilogram untuk cabe. Sedangkan Rp. 2500,- perkilogram untuk tomat.